Friday, December 18, 2009

Wanita Idaman Lain

ANGGONO SUKA NGATUR WIL

Anggodo memang beda dengan Anggono. Bila Anggodo Surabaya suka ngatur pejabat Kejaksaan dan Polri, Anggono Kediri ini suka ngatur WIL-nya, termasuk menggerogotinya. Yang lucu, Anggono Kediri ini ditangkap setelah telepon dan datang sendiri ke Polsek Wates. “Gak eruh aku, jebul diblusukna…” kata Anggono dengan logat Surabaya.

Tokoh paling dibenci rakyat minggu-minggu ini pastilah Anggodo Wijoyo dari Surabaya. Sebab lewat HP saja dia mampu mengatur oknum-oknum pejabat Polri dan Kejaksaan. Tapi tokoh paling capek minggu-minggu ini juga Anggodo wong Surabaya. Sebab setelah rekaman suaranya dibuka di Mahkamah Konstitusi, dia ditarik ke sana kemari oleh berbagai lembaga. Sore hari setelah sidang MK, Anggodo diwawancarai TV One berjam-jam, disusul diseret ke Mabes Polri dan diiterogasi lebih dari 24 jam. Siang harinya, gantian diseret ke Tim Delapan, untuk diomeli Adnan Buyung Nasution.

Ironisnya, meski nama hanya mirip-mirip, Anggono, 40, dari Desa Bedali Kecamatan Ngancar (Kediri) ini juga baru saja kenyang diomeli seperti Anggodo. Bila adik Anggoro ini disemprot Tim Delapan, Anggono diomeli oleh Wanita Idaman Lain (WIL)-nya. Masalahnya, Nining, 26, tak mau terlalu diatur oleh Anggono. Namanya tak ada ikatan resmi, boleh saja dong main mata dengan lelaki lain. “Memangnya sampeyan njatah aku berapa setiap bulan?” begitu ledek Nining pada Anggono.

Kemelut para praktisi selingkuh ini terjadi baru beberapa minggu ini. Anggono yang pengusaha karaoke, meski sudah punya istri masih buka cabang asmara pada Nining yang sebetulnya juga punya suami. Jadilah mereka berkencan ria di mana saja suka. Bila tengah bergumul di atas ranjang, Anggono lupa pada istrinya di rumah. Begitu pula Nining, sejenak juga terlupakan suaminya yang selalu menunggu bersama anak-anaknya.

Ada memang timbal balik yang diterima Nining. Selain dapat “onderdil” Anggono, dia juga menerima sejumlah materil berupa kalung, HP terbaru dan tentu saja sejumlah uang. Dan Anggono yang sudah merasa bisa menaklukkan sang WIL, kemudian mengatur-ngatur Nining untuk tidak main mata dengan lelaki lain, bahkan termasuk suaminya juga. “Kalau suamimu minta jatah, bilang saja capek atau sedang mens, gitu….,” kata Anggono blak-blakan.

Hil-hil yang mustahal macam begini, rasanya sulit untuk bisa dipatuhi oleh Nining. Anggodo juga tahu itu dan masih bisa memaklumi. Tapi yang dia sama sekali tak mau tahu, kenapa belakangan sang WIL juga menerima cinta lelaki lain lagi selain suaminya di rumah. Anggono marah betul atas “pengkhianatan” ini. Jika Nining tak bisa dimonopoli, duopoli juga cukuplah. Jangan pula dibikin tripoli macam ibukota Lybia pula. Kalau Muamar Kadafi marah, siapa yang nanggung?

Sepertinya Nining memang tak bisa diatur oleh Anggono yang mau berlagak macam Anggodo Surabaya. Hari kemarin misalnya, dia menolak mentah-mentah ketika PIL-nya ngomong begini begitu, yang ujung-ujungnya minta begituan. Karena ditolak, Anggono lalu merampas kalung dan HP Nining yang awalnya pemberian darinya. Gara-gara perampasan tersebut, diam-diam Nining melapor ke Polsek Wates.

Anggono apes rupanya. Beberapa menit setelah laporan di Polsek, Nining telepon PIL-nya bahwa dia kangen dan ditunggu di sebuah rumah di Jalan Merdeka 76, Wates. Pengusaha karaoke yang rupanya belum hafal betul peta Kediri, dengan senang hati segera mendatanginya, maklum masih nafsu banget. Nining memang ada di situ, tapi lengkap dengan sejumlah polisi. Langsung saja dia diproses perbal dan tak boleh pulang. “Terima kasih atas kesediaan Anda menyerahkan diri,” begitu kata petugas.

No comments:

Post a Comment